Minggu, 14 April 2013



BAB II
HASIL WAWANCARA

·         Inisial guru     : A.T
·         Tempat           : Madrasah Aliyah Negri Kisaran
·         Tanggal          : 30 maret 2013
·         Waktu            : 10:00 wib

Saya        : “selamat pagi pak saya Winda Rizka dari Fakultas Psikologi USU, maaf sebelumnya pak saya mintak waktu bapak sebentar, saya mendapat kan tgas dari dosen untuk mewawancarai seorang guru, yang mengenai pedagogi’’
Guru        : “iya pagi kembali winda silahkan duduk, ada yang bisa bapak bantu nak?”
Saya        : “saya disini ingin memberikan atau bertanyak sedikit tentang bagai mana proses cara bapak mengajar di dalam kelas, pertanyaan yang ingin saya tanyakan, pandangan bapak tentang pendidikan bagaimana pak?”
Guru        : “pendidikan dewasa ini menurut saya sangat membingungkan, akibat kurikulum yang berubah-ubah dan tuntutan pemerintah yang terlampau tinggi terhadap dunia pendidikan, membuat guru sibuk mengejar informasi yang beredar, contohnya: baru saja mengalami perubahan kurikulum  pada tahun 2010 kemaren, sekarang pendidikan sudah di sujuhkan dengan kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013 ini membingungkan. Belum lagi selesai pencapaian 2010 yang lalu, sekarang 2013 sudah harus dilaksanakan.
Saya         : “lalu apa yang akan bapak lakukan?”
Guru       : “Apapun ceritanya mau tidak mau harus mengejar ketertinggalan tersebut. Pendidkan Indonesia masih berjalan terlalu lambat. Indonesia harus berlari mengerar ketertinggalan tersebut. Civitas pendidikan yang menempu guru harus benar-benar mempersiapkan tulisannya demi meningkatkan kualitas pendidikan, dengan menempu mahasiswa menjadi menjadi calon guru, dan guru yang berskill dan siap pakai di dunia kerja agar cita-cita pendidikan tercapai”
Saya         : “ lalu menurur bapak motivasi apa yang mendasarinya pak?”
Guru      : “ menurut saya, yaa agar pendidikan Indonesia bias setara denga Negara-negara maju, agar kualitas kelulusan civitas pendidkan siap pakai, agar kualitas pendidik dan tenaga kependidikan bisa meningkat”
Saya         : “ setelah itu sudut pandang bapak terhadap pendidik bagai mana pak?”
Guru        : “ murid-murid ini kebanyakan yang bapak liad khususnya yang mempunyai ekonomi yang menengah ke atas lebih mempunyai keinginan belajar yang tinggi, dibandinkan dengan yang berekonomi menengah ke bawah”
Saya         : “kenapa seperti itu pak?”
Guru      : “ iya karena saya liat siswa yang kurang mw belajar bisa dibilang yang pemalas anggapan mereka belajar itu tidak penting, bisa jugak kurangnya perhatian dari orang tuanya, tidak ada motivasi yang mendasarinya, ya begtulah jadinya. Sedangkan yang ekonomi keatas, mereka cukup baik dalam belajar dengan mempunyai motivasi yang kuat dan di kukung kuat oleh oramh tua peserta didik”
Saya        : “terus filosofi bapak terhadap mengajar seperti apa pak?”
Guru       : “menurut bapak, ya bapak mendidik dengan cinta dan kasih saying, karena mengajar atau mendidik seorang anak itu y harus dengan rasa kasi sayang agar si anak pun tidak kaku dengan gurunyaa, seperti mudah bersosialisasi, supaya ilmu yang saya berikan tertuang lebih cepat mereka menangkapnya”
Saya         : “pertanyakan terakhir y pak heheh,,,,”
Guru        : “ iya nak tidak apa-apa”
Saya         : “pendekatan apa yang bapak lakukan pada saat mengajar?”
Guru        : “saya mengajar dengan cara personal/individual, komunikasi, penghargaan.
Saya         :”baik lah pak saya rasa cukup ini saya yang saya tanyakan, terimakasi atas informasi dan waktunya pak”
Guru        : “iya nak winda sama-sama”





 BAB III
PEMBAHASAN
Sebagai ilmu atau teori dan seni atau praktik mengajar, pedagogi termasuk dalam kategori “pengetahuan pedagogis formal” dan “pengetahuan pedagogis vernacular” (McNamara, 1991) pedagogo formal bermakna pedagogi formal bermakna pedagogi teoritis atau ilmiah, sedangkan pedagogi vernacular merupakan kata lain dari pedagogi praktis, pedagogi formal atu pedagogi ilmiah merupakan upaya mengembangkan prinsip-prinsip dan teori-teori pedagogi yang efektif melalui penekitian yang sistematis, lebih abstrak dan lebih umum dari pedagogi vernacular atau pedagogi praktis.
Pedagogi formal atau teoritis didukung oleh pengalaman dasar yang kuat, istimewa, dan dibangun atas dasar yang kuat, istimewa, dan dibangun atas dasar fondasi kajian empiric selama proses mengajar dan belajar (moore, 2000). Menurut Carpenter (2001) ada dua fungsi penelitian pedagogis yaitu:
1.      Untuk menghasilkan pengetahuan baru tentang pengajaran dan pembelajaran
2.      Untuk memungkinkan guru atau pendidik memahami, menjelaskan, membela, membenarkan, dan bila perlu memodifikasi pedagogi.
Pada tataran pembelajaran di kelas tidak ada perbedaan yang jelas antara pedagogi praktis dan pedagogi ilmiah. Jembatan antara pedagogi ilmiah dan pedagogi praktis juga meningkat melalui penggunaan penelitian ke bidang-bidang seperti metakognisidan hasil pembelajaran bertahun-tahun. Pengajaran juga telah berada pada masa transisi, bahkan beberapa decade akhir-akhir ini dari penekanan lebih pada pengetahuan praktis pedagogis dan empiris atau pengalaman individu untuk meningkatkan aplikasi pedagogis ikut menyumbang secara bermakna oleh pengetahuan ilmiah dibidang ini. Bagi guru, kekuatan pedagogi ilmiah adalah membuat pembelajaran semakin praktis dilihat dari prisma konsep teoritis.
            Begitu juga dengan guru yang tanpa tidak sadar atau sadar juga menjadi peneliti. Karena didlm tugas-tugas praktis mereka, selalu muncul pengalaman baru seperti hasil wawancara di atas seorang guru yang harus mengikuti perkembangan pembelajaran atau materi yang baru dan harus mengikuti ketertiban dari bagian mentrei pendidikan, yang jika waktu memungkinkan dapat menambah khasanah baru bagi perbaikan pengajaran mereka. Meski demikian tidak semua guru dapat menimba pengalaman baru selama menjalani proses pembelajaran, dengan beberapa alasan:
a.       Informasi yang berlebihan
b.      Kurangnya waktu untuk berbagi pengetahuan,
c.       Tidak menggunakan teknologi untuk berbagi pengetahuan secara efektif,
d.      Kesulitan menangkap pengetahuan yang diperoleh, dan
e.       Adanya pengekangan terhadap kreativitas.
Standar professional yang menjadi persyaratan yang harus dipenuhi oleh guru, termasuk pedagogi efektif, bagai manapun telah mengintegral dengan persyaratan profesionalnya ( Dalton, 1998),

  A.   Studi Sistematik
Studi sistematik kepedagogian erat kaitanya de3ngan penerapan pedagogi. Untuk membangun dan memperkuat keterhubungan itu perlu menelaah kaitan antara pedagogi praktis dan ilmiah serta antara pedagogi dan standar propesional guru. Menurut youth dan Lucas (1999) menjadi sangat penting bahwa profesi guru mengembangkan pendekatan sendiri untuk spesialisasi professional di bidang pedagogi. Satu kerangka kerja yang dimungkinkan oleh guru dapat mengembangkan pendekatan mereka sendiri untuk pedagogi, disarankan oleh Hallam dan ireson (1999):
a.       Pertimbangan tujuan pendidikan dan nilai nilai yang mendukung pengajaran.
b.      Pengetahuan tentang teori bellajar.
c.       Pengetahuan tentang konsep-konsep yang berbeda dari pengajar.
d. Pengetahuan tentang model pengajaran dan pembelajaran dan interksi dinamis karakteristik siswa, karakteristik lingkungan belajar, tuntutan tugas, proses pengajaran dan pembelajaran, dan berbagai jenis pembelajaran.
e.       Memahami bagaimana pedagogi dapat dioprasionalkan did lam kelas
f.   Pengetahuan dan keterampilan untuk mengevaluasi praktik, penelitian dan teori yang berkaitan dengan pendidikan.
Masing-masing factor berinteraksi satu dengan yang lainnya. Keterampilan pedagogi yang bersinegri dengan penguasaan standar professional akan menampilkan  guru sejati.
  B.   Definisi Mengajar
Mengajar merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Apakah mengajar itu? Apakah definisi mengajar  begitu luas untuk mencakup semua jenis pengajaran? Mengajar berasal dari kata ‘’ajar’’ kata ‘’ajar’’ bermakna memberi ppetunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek tertentu diketahui atau dipahami. Mengajar bermakna tindakan seseorang atau tim dalam memberi petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek didik tertentu agar mereka mengetahui dan memahaminya sesuai dengan tujuan yang dihendaki. Pengajaran adalah semua proses tindakan yang terjadi dalam kerangka kegiatan mengajar. Kegiatan  itu mulai dari merencanakan, melaksanakan, menilai, menganalisis hasil, melakukan refleksi, dan membuat tindak lanjut bagi perbuatan mengajarberikutnya.

Elemen-elemen umum apa yang terlibat dalam semua aktivitas mengajar? Elemen-elemen yang terkait dengan kegiatan mengajar. Elemen-elemen itu meliputi tujuan, bahan ajar, interaksi guru-siswa dengan perekat kemampuan pengelolaan kelas, dan evaluasi dengan hasil belajar sebagai produknya. Pengajaran dalam model ini, didefinisikan sebagai interaksi guru dan siswa dalam rangka mengaborasi bahan ajar dengan dukungan kemampuan pengelolaan kelas yang baik untuk mencapai tujuan tertentu berupa hasil belajar siswa. Hasil belajar itu diketahui melalui interaksi guru dan siswa itulah yang disebut sebagai proses pembelajaran.

  C.   Kekeliruan istilah
Beberapa istilah yang relevan dalam kaitannya dengan masalah interaksi guru dengan siswa di kelas, yaitu mengajar, belajar, pengajaran, dan pembelajaran. Istilah mengajar merujuk pada tugas utama guru di dalam (teacher centered). Istilah pengajaran bermakna interaksi guru dengan siswa, namun peran guru lebih dominan. Pembelajaran juga mengandung makna interaksi guru dengan siswa, namun keduanya memiliki peran penting, bahkan condong mengarah pada “berpusat pada siswa” (student centered).
 
  D.   Menginspirasi siswa
Kegiatan mengajar yang unggul di pandang sebagai proses akademi dimana siswa termotivasi belajar secara berkelanjutan, substansial dan positif tetutama berkaitan dengan bagaimana mereka berfikir,bertindak dan merasa. Keunggulan ini juga bermakna suatu proses yang mengangkat motivasi belajar siswa ke tingkat yang lebih tinggi di bandingkan dengan dengan efek mengajar biasa. Kegiatan belajar semacam ini menginspirasi siswa untuk terus belajar, seorang guru yang sangat baik di pandang sebagai salah satu energy yang memberikan kontribusi positif yang luar biasa terhadap terciptanya suasana belajar siswa, termasuk membangkitkan minat mereka. Berdasarkan hasil kajian terhadap beberapa referensi, guru dengan kemampuan mengajar yang unggul memilih karakteristik sperti berikut ini.
A.    Keahlian pokok:
·         Memiliki kemampuantentang materi pelajaran secara menyeluruh
·         Menguasai materi lebih jauh dari sekedar yang tertuang dalam buku teks standar
·         Meneliti dan mengembangkan pikiran-pikiran penting
·         Mendalami secara kontinyu mata pelajaran, menganalisi sifat dan cakupan materi pelajaran
·   Mengikuti perkembangan secara teratur dalam mata pelajaran terkait damn perkembangan intelektual bidang lain yang menunjang
·   Memiliki minat yang kuat alam isu-isu yang lebih luas demi pengembangan intelektual yang mengagumkan.

B.     Ahli pedagogis:
· Menetapkan tujuan-tujuan pembelajaran yang sesuai dan mamou mengkomunikasinkannya dengan jelas
·      Menunjukan sikap positif dan kepercaan terhadap siswa
·      Mengevaluasi dan menilai siswa secara adil dan cepat
·   Mendorong siswa berfikir dan memberdayakan diri untuk menemukan kreativitas mereka sendiri
·   Mempromosikan berbagai ide-ide, ekspresi dan pendapat terbuka yang beragam, dengan tetap menjaga kesopanan dan rasa hormat
·   Memandu siwa berhasil belajar melalui ekplorsii proses pemecahan masalah secara kreatif dan kritis, dan membantu siswa dengan ide-ide dan informasi yang mereka butuhkan untuk mengembangkan pemahaman mereka sendiri.
C.     Komunikator yang unggul:
·      Menunjukan kemampuan berkomunikasilisan dan tulisan yang efektif
·      Menunjukan kemampuan beroreganisasi dan keterampilan perancanaan yang baik
·      Membantu siswa belajar menggunakn keterampilan berkomunikasi yang efektif
·     Mendengarkan dengan penuh perhatian, bersemangat, dan menunjukan keakraban
·      Memanfaatkan alat pembelajaran secara efektif

D.    Mentor yang berpusat pada siswa:
·         Menjadikan danmembuat kegiatan belajar siswa sebagai prioritas tertinggi
·         Menyediakan waktu secara ikhlas untuk mengetahui motivasi belajar siswa
·         Menanamkan keinginan keinginan siswa untuk bekajar seumur hidup
·         Membuat siswa dengan mudah memahami kepribadiannya
·     Membantu siswa menghubungkan pengalaman  pembelajaran dan memfasilitasi pengembangan pengetahuan dirinya.
E.     Asesor yang sistematis dan berkelanjutan:
·   Mengembangkan dan menggunakan hasil penilaian untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa sesuai dengan tujuan program
·    Menggunakan pendekatan sistematis untuk menilai kemampuan diri dalam  mengajar, menyiapkan bahan belajar yang segar dan baru
·         Menciptkan lingkungan yang mengundang umpan balik siswa yang membangun    untuk perbaikan pembelajaran
·          Menyesuaikan gaya belajar untuk mencapai tujuan belajar siswa yang berhasil
·           Mengakui keterbatasn dan kekurangan sendiri
                       ·  Mendukung upaya pengujian untuk mengetahui keberhasilan kegiatan pembelajaran. 

F.    Paradikma Belajar
Asumsi yang mendasari adlah bahwa pembelajaran yang lebih akan terjadi ketika guru mendapatkan pemahaman yang prima tentang bagaimana krgiatan belajar terjadi. Guru akan menjadi efektif bila dia secara memilih untuk menggunakan strategi mengajar, adapun beberapa strategi yaitu:
1.   Pelatihan dan pelatihan lanjut, yaitu mengembangkan keterampilan dasar dan lanjutan dengan tujuan yang jelas, melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu.
2.   Ceramah dan menjelaskan, yaitu menyajikan informasi yang dapat dipahami, mudah dip roses.
3. Mencari dan menemukan, p\yaiyu pembelajaran keterampilan berfikir, pemecahan masalah, dan kreativitas melalui penyelidikan penemuan.
4.  Kelompok dan tim, yaitu berbagi informasi, bekerja sekoperatif pada pembelajaran proyek, sera mengeksplorasi pendapat, dan keyakinan melalui peoses klompok.
5.   Pengalaman dan refleksi, yaiyu mengaktifkan siswa merefleksikan pembelajaran yang terjadi di lingkungan kerja, study wisata atau kegiatan diluar ruangan.

Kelima strategi di atas menyediakan kerangka kerja konsep yang berguna untuk megorganisasi kegiatan pembelajaran. Kelima dapat digunakan menggunakan materi pelajaran dalam pengaturan apapun di setiap kelompok, usia siswa bahkan juga untuk siswa perguruan tinggi.

BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasi yang diatas sudah terlihat seorang anak sangat membutuhkan motivasi dari kedua orang tuanya, ini semua dikarenakan agar supaya anak mampu melaksanakan tugas-tugasnya pada saat di dalam kelas. Dan duru sangat di butuhkan untuk dapat mewanti-wanti siswa yang ada sisekitarnya, atau pada sat seorang guru mengajar.
            Beliau mengerti hal-hal kecil yang dapat memberi dampak bagi kemampuan siswa untuk belajar, seperti iklim dan suasana di dalam kelas. Dimana ketika beliau melihat bahwa peserta didiknya ingin diperhatikan oleh gurunya, maka gurunya akan memperhatikan peserta didiknya, walaupun tidak selamanya dia akan menuruti kemauan dari peserta didiknya.
            Beliau juga menggunakan salah satu prinsip pedagogi dan juga sudah menggunakan pedagogi abad 21, dimana beliau tidak hanya mengajarkan teori-teori pembelajaran kepada muridnya tetapi juga pengaplikasiannya.







BAB V
SARAN DAN TESTIMONI
Saran
Menurut saya, karakter guru yang telah saya wawancarai sudah cukup baik, dimana beliau tidak hanya sekedar mengajar, dan dia berusaha agar anak didiknya tidak ketinggalan atas pendidikan yang semakin meningkat.
Testimoni
Menurut saya dengan diadakannya wawancara terhadap guru yang aktif mengajar dan memilki pengalaman mengajar lebih dari lima tahun sangat bagus dan baik, karena selain mengasah kemampuan berbicara dan wawancara dengan seorang guru, juga mendapatkan pengetahuan bagaimana dan apa filosofinya dalam mengajar serta bagaimana kondisi di dalam kelas ketika beliau mengajar.




BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan., 2010., Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta