BAB
II
HASIL
WAWANCARA
·
Inisial guru : A.T
·
Tempat :
Madrasah Aliyah Negri Kisaran
·
Tanggal :
30 maret 2013
·
Waktu :
10:00 wib
Saya :
“selamat pagi pak saya Winda Rizka dari Fakultas Psikologi USU, maaf sebelumnya
pak saya mintak waktu bapak sebentar, saya mendapat kan tgas dari dosen untuk
mewawancarai seorang guru, yang mengenai pedagogi’’
Guru :
“iya pagi kembali winda silahkan duduk, ada yang bisa bapak bantu nak?”
Saya :
“saya disini ingin memberikan atau bertanyak sedikit tentang bagai mana proses
cara bapak mengajar di dalam kelas, pertanyaan yang ingin saya tanyakan,
pandangan bapak tentang pendidikan bagaimana pak?”
Guru :
“pendidikan dewasa ini menurut saya sangat membingungkan, akibat kurikulum yang
berubah-ubah dan tuntutan pemerintah yang terlampau tinggi terhadap dunia
pendidikan, membuat guru sibuk mengejar informasi yang beredar, contohnya: baru
saja mengalami perubahan kurikulum pada
tahun 2010 kemaren, sekarang pendidikan sudah di sujuhkan dengan kurikulum
terbaru yaitu kurikulum 2013 ini membingungkan. Belum lagi selesai pencapaian
2010 yang lalu, sekarang 2013 sudah harus dilaksanakan.
Saya :
“lalu apa yang akan bapak lakukan?”
Guru :
“Apapun ceritanya mau tidak mau harus mengejar ketertinggalan tersebut.
Pendidkan Indonesia masih berjalan terlalu lambat. Indonesia harus berlari
mengerar ketertinggalan tersebut. Civitas pendidikan yang menempu guru harus
benar-benar mempersiapkan tulisannya demi meningkatkan kualitas pendidikan,
dengan menempu mahasiswa menjadi menjadi calon guru, dan guru yang berskill dan
siap pakai di dunia kerja agar cita-cita pendidikan tercapai”
Saya :
“ lalu menurur bapak motivasi apa yang mendasarinya pak?”
Guru :
“ menurut saya, yaa agar pendidikan Indonesia bias setara denga Negara-negara
maju, agar kualitas kelulusan civitas pendidkan siap pakai, agar kualitas
pendidik dan tenaga kependidikan bisa meningkat”
Saya :
“ setelah itu sudut pandang bapak terhadap pendidik bagai mana pak?”
Guru :
“ murid-murid ini kebanyakan yang bapak liad khususnya yang mempunyai ekonomi
yang menengah ke atas lebih mempunyai keinginan belajar yang tinggi,
dibandinkan dengan yang berekonomi menengah ke bawah”
Saya :
“kenapa seperti itu pak?”
Guru :
“ iya karena saya liat siswa yang kurang mw belajar bisa dibilang yang pemalas
anggapan mereka belajar itu tidak penting, bisa jugak kurangnya perhatian dari
orang tuanya, tidak ada motivasi yang mendasarinya, ya begtulah jadinya.
Sedangkan yang ekonomi keatas, mereka cukup baik dalam belajar dengan mempunyai
motivasi yang kuat dan di kukung kuat oleh oramh tua peserta didik”
Saya :
“terus filosofi bapak terhadap mengajar seperti apa pak?”
Guru :
“menurut bapak, ya bapak mendidik dengan cinta dan kasih saying, karena
mengajar atau mendidik seorang anak itu y harus dengan rasa kasi sayang agar si
anak pun tidak kaku dengan gurunyaa, seperti mudah bersosialisasi, supaya ilmu
yang saya berikan tertuang lebih cepat mereka menangkapnya”
Saya :
“pertanyakan terakhir y pak heheh,,,,”
Guru :
“ iya nak tidak apa-apa”
Saya :
“pendekatan apa yang bapak lakukan pada saat mengajar?”
Guru :
“saya mengajar dengan cara personal/individual, komunikasi, penghargaan.
Saya :”baik
lah pak saya rasa cukup ini saya yang saya tanyakan, terimakasi atas informasi
dan waktunya pak”
Guru :
“iya nak winda sama-sama”
BAB III
PEMBAHASAN
Sebagai
ilmu atau teori dan seni atau praktik mengajar, pedagogi termasuk dalam kategori
“pengetahuan pedagogis formal” dan “pengetahuan pedagogis vernacular”
(McNamara, 1991) pedagogo formal bermakna pedagogi formal bermakna pedagogi
teoritis atau ilmiah, sedangkan pedagogi vernacular merupakan kata lain dari
pedagogi praktis, pedagogi formal atu pedagogi ilmiah merupakan upaya
mengembangkan prinsip-prinsip dan teori-teori pedagogi yang efektif melalui
penekitian yang sistematis, lebih abstrak dan lebih umum dari pedagogi
vernacular atau pedagogi praktis.
Pedagogi
formal atau teoritis didukung oleh pengalaman dasar yang kuat, istimewa, dan
dibangun atas dasar yang kuat, istimewa, dan dibangun atas dasar fondasi kajian
empiric selama proses mengajar dan belajar (moore, 2000). Menurut Carpenter
(2001) ada dua fungsi penelitian pedagogis yaitu:
1. Untuk
menghasilkan pengetahuan baru tentang pengajaran dan pembelajaran
2. Untuk
memungkinkan guru atau pendidik memahami, menjelaskan, membela, membenarkan, dan
bila perlu memodifikasi pedagogi.
Pada
tataran pembelajaran di kelas tidak ada perbedaan yang jelas antara pedagogi
praktis dan pedagogi ilmiah. Jembatan antara pedagogi ilmiah dan pedagogi
praktis juga meningkat melalui penggunaan penelitian ke bidang-bidang seperti
metakognisidan hasil pembelajaran bertahun-tahun. Pengajaran juga telah berada
pada masa transisi, bahkan beberapa decade akhir-akhir ini dari penekanan lebih
pada pengetahuan praktis pedagogis dan empiris atau pengalaman individu untuk
meningkatkan aplikasi pedagogis ikut menyumbang secara bermakna oleh
pengetahuan ilmiah dibidang ini. Bagi guru, kekuatan pedagogi ilmiah adalah
membuat pembelajaran semakin praktis dilihat dari prisma konsep teoritis.
Begitu juga dengan guru yang tanpa
tidak sadar atau sadar juga menjadi peneliti. Karena didlm tugas-tugas praktis
mereka, selalu muncul pengalaman baru seperti hasil wawancara di atas seorang guru yang harus mengikuti perkembangan pembelajaran atau materi yang baru dan harus mengikuti ketertiban dari bagian mentrei pendidikan, yang jika waktu memungkinkan dapat
menambah khasanah baru bagi perbaikan pengajaran mereka. Meski demikian tidak
semua guru dapat menimba pengalaman baru selama menjalani proses pembelajaran,
dengan beberapa alasan:
a. Informasi
yang berlebihan
b. Kurangnya
waktu untuk berbagi pengetahuan,
c. Tidak
menggunakan teknologi untuk berbagi pengetahuan secara efektif,
d. Kesulitan
menangkap pengetahuan yang diperoleh, dan
e. Adanya
pengekangan terhadap kreativitas.
Standar
professional yang menjadi persyaratan yang harus dipenuhi oleh guru, termasuk
pedagogi efektif, bagai manapun telah mengintegral dengan persyaratan
profesionalnya ( Dalton, 1998),
A. Studi
Sistematik
Studi sistematik kepedagogian erat kaitanya de3ngan
penerapan pedagogi. Untuk membangun dan memperkuat keterhubungan itu perlu
menelaah kaitan antara pedagogi praktis dan ilmiah serta antara pedagogi dan
standar propesional guru. Menurut youth dan Lucas (1999) menjadi sangat penting
bahwa profesi guru mengembangkan pendekatan sendiri untuk spesialisasi
professional di bidang pedagogi. Satu kerangka kerja yang dimungkinkan oleh
guru dapat mengembangkan pendekatan mereka sendiri untuk pedagogi, disarankan oleh
Hallam dan ireson (1999):
a. Pertimbangan
tujuan pendidikan dan nilai nilai yang mendukung pengajaran.
b. Pengetahuan
tentang teori bellajar.
c. Pengetahuan
tentang konsep-konsep yang berbeda dari pengajar.
d. Pengetahuan
tentang model pengajaran dan pembelajaran dan interksi dinamis karakteristik
siswa, karakteristik lingkungan belajar, tuntutan tugas, proses pengajaran dan
pembelajaran, dan berbagai jenis pembelajaran.
e. Memahami
bagaimana pedagogi dapat dioprasionalkan did lam kelas
f. Pengetahuan
dan keterampilan untuk mengevaluasi praktik, penelitian dan teori yang
berkaitan dengan pendidikan.
Masing-masing
factor berinteraksi satu dengan yang lainnya. Keterampilan pedagogi yang
bersinegri dengan penguasaan standar professional akan menampilkan guru sejati.
B. Definisi
Mengajar
Mengajar merupakan seni dan ilmu mentransformasikan
bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media
tertentu. Apakah mengajar itu? Apakah definisi mengajar begitu luas untuk mencakup semua jenis
pengajaran? Mengajar berasal dari kata ‘’ajar’’ kata ‘’ajar’’ bermakna memberi
ppetunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan, dan sejenisnya
kepada subjek tertentu diketahui atau dipahami. Mengajar bermakna tindakan
seseorang atau tim dalam memberi petunjuk atau menyampaikan informasi,
pengalaman, pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek didik tertentu agar
mereka mengetahui dan memahaminya sesuai dengan tujuan yang dihendaki.
Pengajaran adalah semua proses tindakan yang terjadi dalam kerangka kegiatan
mengajar. Kegiatan itu mulai dari
merencanakan, melaksanakan, menilai, menganalisis hasil, melakukan refleksi,
dan membuat tindak lanjut bagi perbuatan mengajarberikutnya.
Elemen-elemen umum apa yang terlibat dalam semua
aktivitas mengajar? Elemen-elemen yang terkait dengan kegiatan mengajar.
Elemen-elemen itu meliputi tujuan, bahan ajar, interaksi guru-siswa dengan
perekat kemampuan pengelolaan kelas, dan evaluasi dengan hasil belajar sebagai
produknya. Pengajaran dalam model ini, didefinisikan sebagai interaksi guru dan
siswa dalam rangka mengaborasi bahan ajar dengan dukungan kemampuan pengelolaan
kelas yang baik untuk mencapai tujuan tertentu berupa hasil belajar siswa.
Hasil belajar itu diketahui melalui interaksi guru dan siswa itulah yang
disebut sebagai proses pembelajaran.
C. Kekeliruan
istilah
Beberapa istilah yang relevan dalam kaitannya dengan
masalah interaksi guru dengan siswa di kelas, yaitu mengajar, belajar,
pengajaran, dan pembelajaran. Istilah mengajar merujuk pada tugas utama guru di
dalam (teacher centered). Istilah pengajaran bermakna interaksi guru dengan
siswa, namun peran guru lebih dominan. Pembelajaran juga mengandung makna
interaksi guru dengan siswa, namun keduanya memiliki peran penting, bahkan
condong mengarah pada “berpusat pada siswa” (student centered).
D. Menginspirasi
siswa
Kegiatan mengajar yang unggul di pandang sebagai
proses akademi dimana siswa termotivasi belajar secara berkelanjutan,
substansial dan positif tetutama berkaitan dengan bagaimana mereka
berfikir,bertindak dan merasa. Keunggulan ini juga bermakna suatu proses yang
mengangkat motivasi belajar siswa ke tingkat yang lebih tinggi di bandingkan
dengan dengan efek mengajar biasa. Kegiatan belajar semacam ini menginspirasi
siswa untuk terus belajar, seorang guru yang sangat baik di pandang sebagai
salah satu energy yang memberikan kontribusi positif yang luar biasa terhadap
terciptanya suasana belajar siswa, termasuk membangkitkan minat mereka.
Berdasarkan hasil kajian terhadap beberapa referensi, guru dengan kemampuan
mengajar yang unggul memilih karakteristik sperti berikut ini.
A. Keahlian
pokok:
·
Memiliki kemampuantentang materi
pelajaran secara menyeluruh
·
Menguasai materi lebih jauh dari sekedar
yang tertuang dalam buku teks standar
·
Meneliti dan mengembangkan
pikiran-pikiran penting
·
Mendalami secara kontinyu mata
pelajaran, menganalisi sifat dan cakupan materi pelajaran
· Mengikuti perkembangan secara teratur
dalam mata pelajaran terkait damn perkembangan intelektual bidang lain yang menunjang
· Memiliki minat yang kuat alam isu-isu
yang lebih luas demi pengembangan intelektual yang mengagumkan.
B. Ahli
pedagogis:
· Menetapkan tujuan-tujuan pembelajaran
yang sesuai dan mamou mengkomunikasinkannya dengan jelas
· Menunjukan sikap positif dan kepercaan
terhadap siswa
· Mengevaluasi dan menilai siswa secara
adil dan cepat
· Mendorong siswa berfikir dan
memberdayakan diri untuk menemukan kreativitas mereka sendiri
· Mempromosikan berbagai ide-ide, ekspresi
dan pendapat terbuka yang beragam, dengan tetap menjaga kesopanan dan rasa
hormat
· Memandu siwa berhasil belajar melalui
ekplorsii proses pemecahan masalah secara kreatif dan kritis, dan membantu
siswa dengan ide-ide dan informasi yang mereka butuhkan untuk mengembangkan
pemahaman mereka sendiri.
C. Komunikator
yang unggul:
· Menunjukan kemampuan berkomunikasilisan
dan tulisan yang efektif
· Menunjukan kemampuan beroreganisasi dan
keterampilan perancanaan yang baik
· Membantu siswa belajar menggunakn
keterampilan berkomunikasi yang efektif
· Mendengarkan dengan penuh perhatian,
bersemangat, dan menunjukan keakraban
· Memanfaatkan alat pembelajaran secara
efektif
D. Mentor
yang berpusat pada siswa:
·
Menjadikan danmembuat kegiatan belajar
siswa sebagai prioritas tertinggi
·
Menyediakan waktu secara ikhlas untuk
mengetahui motivasi belajar siswa
·
Menanamkan keinginan keinginan siswa
untuk bekajar seumur hidup
·
Membuat siswa dengan mudah memahami
kepribadiannya
· Membantu siswa menghubungkan
pengalaman pembelajaran dan
memfasilitasi pengembangan pengetahuan dirinya.
E. Asesor
yang sistematis dan berkelanjutan:
· Mengembangkan dan menggunakan hasil
penilaian untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa sesuai dengan tujuan
program
· Menggunakan pendekatan sistematis untuk
menilai kemampuan diri dalam mengajar, menyiapkan bahan belajar yang segar dan
baru
·
Menciptkan lingkungan yang mengundang
umpan balik siswa yang membangun untuk perbaikan pembelajaran
· Menyesuaikan gaya belajar untuk mencapai
tujuan belajar siswa yang berhasil
· Mengakui keterbatasn dan kekurangan
sendiri
· Mendukung upaya pengujian untuk
mengetahui keberhasilan kegiatan pembelajaran.
F. Paradikma
Belajar
Asumsi
yang mendasari adlah bahwa pembelajaran yang lebih akan terjadi ketika guru
mendapatkan pemahaman yang prima tentang bagaimana krgiatan belajar terjadi.
Guru akan menjadi efektif bila dia secara memilih untuk menggunakan strategi
mengajar, adapun beberapa strategi yaitu:
1. Pelatihan
dan pelatihan lanjut, yaitu mengembangkan keterampilan dasar dan lanjutan
dengan tujuan yang jelas, melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah
tertentu.
2. Ceramah
dan menjelaskan, yaitu menyajikan informasi yang dapat dipahami, mudah dip
roses.
3. Mencari
dan menemukan, p\yaiyu pembelajaran keterampilan berfikir, pemecahan masalah,
dan kreativitas melalui penyelidikan penemuan.
4. Kelompok
dan tim, yaitu berbagi informasi, bekerja sekoperatif pada pembelajaran proyek,
sera mengeksplorasi pendapat, dan keyakinan melalui peoses klompok.
5. Pengalaman
dan refleksi, yaiyu mengaktifkan siswa merefleksikan pembelajaran yang terjadi
di lingkungan kerja, study wisata atau kegiatan diluar ruangan.
Kelima
strategi di atas menyediakan kerangka kerja konsep yang berguna untuk
megorganisasi kegiatan pembelajaran. Kelima dapat digunakan menggunakan materi
pelajaran dalam pengaturan apapun di setiap kelompok, usia siswa bahkan juga
untuk siswa perguruan tinggi.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari
hasi yang diatas sudah terlihat seorang anak sangat membutuhkan motivasi dari
kedua orang tuanya, ini semua dikarenakan agar supaya anak mampu melaksanakan
tugas-tugasnya pada saat di dalam kelas. Dan duru sangat di butuhkan untuk
dapat mewanti-wanti siswa yang ada sisekitarnya, atau pada sat seorang guru
mengajar.
Beliau mengerti hal-hal kecil yang
dapat memberi dampak bagi kemampuan siswa untuk belajar, seperti iklim dan
suasana di dalam kelas. Dimana ketika beliau melihat bahwa peserta didiknya
ingin diperhatikan oleh gurunya, maka gurunya akan memperhatikan peserta
didiknya, walaupun tidak selamanya dia akan menuruti kemauan dari peserta
didiknya.
Beliau juga menggunakan salah satu
prinsip pedagogi dan juga sudah menggunakan pedagogi abad 21, dimana beliau
tidak hanya mengajarkan teori-teori pembelajaran kepada muridnya tetapi juga
pengaplikasiannya.
BAB V
SARAN DAN TESTIMONI
Saran
Menurut
saya, karakter guru yang telah saya wawancarai sudah cukup baik, dimana beliau
tidak hanya sekedar mengajar, dan dia berusaha agar anak didiknya tidak
ketinggalan atas pendidikan yang semakin meningkat.
Testimoni
Menurut
saya dengan diadakannya wawancara terhadap guru yang aktif mengajar dan memilki
pengalaman mengajar lebih dari lima tahun sangat bagus dan baik, karena selain
mengasah kemampuan berbicara dan wawancara dengan seorang guru, juga
mendapatkan pengetahuan bagaimana dan apa filosofinya dalam mengajar serta
bagaimana kondisi di dalam kelas ketika beliau mengajar.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Danim,
Sudarwan., 2010., Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta